Kolaborasi Kreatifitas Itu Asyik

Jumat, 09 November 2018

Ini acara pertama kumpul blogger yang aku lakukan, niat pertama mau kekuar dari persembunyian. Tampaknya sudah cukuplah hidup dalam gua bersemedi sekian lama dengan kenyamanan yang niscaya akibat rasa nggak percaya diriku yang lumayan akut wkwkwk.
Eaaaa ngomongin apaan sih?! Hehehee


Flash Blogging Semarang

Hari ini jumat, tanggal 9 November 2018, Acara Flash Blogging Semarang dilaksanakan dengan "Tema 4 Tahun Indonesia Kreatif", bertempat di PO Hotel Semarang. Diikuti sekitar 200 orang yang terdiri dari kawan-kawab blogger dan mahasiswa. Rangkaian acaranya lumayan panjang dari pukul 08.30 sampai sore hari sekitar pukul 15.00.  Masuk hotel ini juga pertama  kalinya, kalau mall-nya sih lumayan lah beberapa kali sudah mampir kesini. Ah...bener-bener sama sekali nggak punya referensi apa-apa buat ikut acara ini. Acara kayak gimana juga nggak punya siluet hitam putihnya apalagi gambar berwarna.  Nekat! Pakai mantra itu saja lah! Buat melangkah. Kedua, pastinya niat. Ya pasti harus niat dong apalagi dengan badan yang lagi nggak asyik ini niat ingsun ijin suami untuk silaturahim. Alhamdulillah SIM keluar hari ini .. he-he-he... Iya Surat Ijin Meninggalkan (rumah).



Preambule Acara

Pakemnya pasti acara begini sebagai wujud nasionalisme wajib menyanyikan lagu kebangsaan dengan bangga, Indonesia Raya. Seketika gegap gempita suara para peserta bernyanyi dengan khidmat. Selalu ya kalau dengar dan atau menyanyi lagu kebanggaan ini bulu kuduk merinding disko berasa jadi peserta uji nyali...ha-ha-ha lebay.. Semua peserta yang tadi berdiri dipersilahkan duduk kembali. Beranjak cara berikutnya, sambutan pertama disampaikan oleh Ibu Rosarita Niken Widyastuti. Sesuai dengan tagline "Kerja Kita Prestasi Bangsa", semua masyarakat Indonesia diharapkan berlomba-lomba untuk melakukan lompatan besar untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bermartabat dimata dunia. Prestasi disegala macam sektor, baik pribadi maupun kolaboratif. Salah satunya adalah menjadikan Indonesia menjadi negara maju kelima pada tahun 2030. Ini dibuktikan dengan menurunnya prosentase angka kemiskinan dari 10,2 % menjadi 8%. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak kebijakan yang mendukung iklim percepatan kemajuan ini, salah satunya kebijakan dana desa. Dana desa selalu bertambah angka anggarannya dari tahun ke tahun. Mula-mula di tahun 2016 sekitar 20 Triliun hingga meningkat jumlahnya di tahun 2018 sekitar 70 Triliun.
Internet diberbagai daerah juga digenjot dibangun diberbagai sektor hingga target tahun 2020 semua seluruh Indonesia Raya harus sudah terkoneksi dengan internet.


Harapan luhurnya adalah agar UMKM pada akhirnya bisa memasarkan produk-produknya dengan go online itu adalah addict value internet. Sehingga  pemerintah pun makin menggiatkan berbagai acara pelatihan. Termasuk salah satunya lagi masuk dalam rencana industri 4.0 membangun 1000 start-up menjadi unite core.

Sambutan kedua disampaikan oleh staf ahli kepresidenan Bapak Andoko Darta (tim komunikasi presiden). Agak diluar kebiasaan protokoler yang biasa aku lihat. Beliau memulai dengan meminta sukarelawan untuk bersama menyanyikan lagu daerah  Aceh yaitu Beungong Jeumpa dan segera tampak berlari seorang blogger perempuan mbak Norma dan satu lagu daerah Papua 'Yamko Rambe Yamko' yang dinyanyikan oleh mbak Aulia. Lumyan nih keberaniannya tampil akan berbuah manis dipenghujung acara nanti. Kenapa menyanyi lagu daerah?? Ya ini dimaksudkan bahwa kita harus selalu sadar sebagai bangsa besar, nggak hidup sendiri, kita jamak, multikultural sehingga nyanyian tadi untuk pengingat hakikat jatidiri bangsa Indonesia yang harus terus melekat.


Banyak yang beliau sampaikan yang tercetak dalam ingatan, paling jelas adalah Bapak Presiden kita betul-betul ingin Indonesia mampu keluar dari Middle Income Trap atau jebakan pendapatan kelas menengah. Kita harus segera lepas dari ini. Oleh karena itu Indonesia harus jadi negara maju agar lebih sejahtera. Sejalan juga maka harus salah satu semangat nawacita Indonesia harus diwujudkan yaitu membangun dari pinggiran dan tidak Javasentris. Indonesia itu luas...Indonesia itu potensial dan kaya. 


Manusia Muda Berdaya dengan Karya

Tentulah kita semua tahu sebaran ujaran kebencian dan hoax itu sudah nggak bisa dibendung lagi dampaknya. Macam wabah lah kalau aku bilang. Contoh hoax dibilang kesehatan seperti yang Ibu Rosarita sampaikan saat ada acara  perhelatan wayangan di suatu tempat dengan dalang  cukup kondang tapi entah dari mana api dan asapnya muncul dan tersiarlah kabar berita simpang siur bahwa penyakit Demam Berdarah  itu bisa sembuh hanya akan dengan minum ramuan batang ubi jalar. Sehingga akibat sugesti yang dibawa oleh berita itu cukup besar bisa dibayangkan orang-orang setempat begitu percayanya dan  akibatnya semakin tidak mau berobat ke dokter karena saking percayanya dengan informasi yang mereka dengar. Informasi yang  hanya diambil dari media sodial yang belum pasti kebenarannya dan tidak diperiksa ulang kesahihannya namun terlanjur disebarkan. Menambah panjang daftar korban informasi sesat.

Oleh karena itu Kominfo bertugas membatasi akses informasi menyesatkan itu dengan memblokir semua situs dan informasi yang terindikasi tak bertanggungjawab itu. Tentu teknisnya selalu melalui berbagai proses dan tahapan. Tidak main penggal aja dong..! Infonya tahun kemarin saja konten-konten negatif tersebut mencapai hampir mencapai 1000 tautan yang diblokir.




So, gaessss kaum milenial utamanya nih harus berhati-hati dengan gawai dan aktivitas dunia digitalnya karena salah satu referensi dari riwayat hidup generasi mutakhir adalah rekam jejak digital kita. Nah, remah-remah jejak kita berselancar didunia maya ini akan digunakan sebagai  salah satu referensi penilaian diri kita. Apapun predikat yang akan kita raih baik di ranah swasta ataupun ASN (Aparatur Sipil Negara) akan  terus melekat pada kita jejaknya. Maka jawabannya ya pasti jadikan jejak  kita berdaya dengan segala sepak terjangnya yang senantiasa positif tentu saja.

Nah, sebagai bagian dari  manusia berdaya itu maka berhati-hati mengisi ruang kosong di dunia digital agar lebih banyak konten positif yang ditayangkan. Diviralkan yang inspiratif aja bukan yang adu  mulut nyinyir !!


 Jadi sudah seberapa greget diri kamu nih gaessss...sebagai manusia berdaya..sebagai makhluk paripurna yang diciptakan-Nya. Sudah menemukan mau jadi apa diri kamu? Mau ambil peran apa dalam kehidupan ini? Yakin mau hidup gitu-gitu saja? 
Pesan Buya Hamka, "Kalau hidup sekedar hidup babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja maka kera di hutan juga bekerja". 
Nggak kece kan kalau terus kita yang diciptakan dengan level maksimal disamakan dengan makhluk-makhluk tanpa karsa yang tak dibekali dengan nikmat-Nya privilige bernama Iradah atau free will kalau anak jaman now bilang.

Apapun pilihannya jangan pernah dilupakan bahwa sebagai  bangsa  Indonesia ada 4 pilar yang harus jadi pegangan yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Semua harus bangun , semua harus dibangun, semua harus terkoneksi, semua harus berkolaborasi. Kolaborasi aktif dan asyik akan membuat bibit ide baru bermunculan dan prestasi bangsa serta merah putih makin berkibar.

Merdeka!!
Read More

STOP BEING YOURSELF!

Kamis, 01 November 2018

"Udah lah nggak usah dipikirkan yang penting 'Be Yourself' aja!," nasihat seorang kawan.

"Masa bodoh lah yang penting aku jadi diri sendiri. Suka atau nggak suka, nggak aku ambil pusing. Be myself deh!," celoteh kawanku kala kesal waktu itu.



Mirror.. Mirror On The Wall

Dulu aku nggak pernah ada masalah mendengar kalimat itu, bahkan sering ikut mengamalkannya. Mengatakan dan merasakan euforianya. Berasa paling keren kalau sudah ngomong ke orang lain atau ke diri sendiri untuk "Just Be Yourself!". Lantas sekarang bagaimana?! Sudah berubah kah? Haloooo...come on pals! Ini bener serius ingin tahu kan ya..?
Oke deh, yuk barengan mencerna aja ya..setuju boleh nggak sepakat ya tetap sah-sah aja kok mampir disini apalagi mau lanjut baca tulisan ini sampai tuntas taaass, Hehe. 

Memang ciptaan Tuhan nggak ada yang seragam, si kembar pun pasti ada bedanya. Sebab kalau semua manusia sama bentuk, pikir dan cara merasanya ya pasti nggak asyik  lah hidup ini. Semua bakal datar...flat...nggak asyik. Jadi proses ceritanya begini setelah berjalan bersama waktu yang diberikan Sang Maha Guru untuk menuntut ilmu disegala penjuru aku jadi sadar konsep berpikir import ini udah nggak pas, nggak baik dan nggak benar. 

Eh, lha kok bisa? Bisa lah. Sekarang sederhananya begini sudash seyakin apa sih kita sama kualitas diri kita?  Setinggi apa sih tingkatan kita sampai menolak berubah. Yakin sudah baik, berkualitas prima? Bagaimana kalau diri kita yang sekarang ini adalah diri yang masih  sering mengalami kegagalan dalam beberapa aspek kehidupan. Apakah kita akan begitu saja menerimanya cuma-cuma keadaan tersebut atau harusnya berpikir untuk mencari jalan suksesi. Nah, kalau jawabannya sudah berkualitas tinggi tanpa keraguan, aku ucapkan selamat.. Tapi kalau jawabnya belum yakin, yuk mari sama-sama belajar lagi.

Eits...pasti tadi ada yang bisik-bisik nih kok bisa dibilang nggak mau berubah? Sini lebih dekat kesini ...aku coba jelaskan ya. Ketika seseorang  memberi jawaban klise seperti "Saya tidak ingin jadi orang lain"; "Ini gayaku, jatidiriku". Atau mengatakan "I just wannabe myself" dan ngotot "This is me, this is who I am!". 
Jawaban-jawaban itu bisa disimpulkan memiliki dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, ia tidak atau belum paham konsep dirinya. Kedua, itu sebagai bentuk pembelaan diri sebab muncul rasa tidak nyaman bila harus melakukan perubahan. 

Padahal dengan semua proses perjalanan hidup manusia yang dinamis. Manusia harus mampu selalu menyesuaikan dirinya dengan melakukan penyesuaian juga perubahan. Mencoba mengubah penampilan, pola pikir, sudut pandang serta memenuhi  kebutuhan itu dengan ilmu dan sikap yang lebih baik. 
Coba deh makin rajin bercermin. Berdiri dihadapan cermin nggak sekedar untuk mematut diri lho, tapi kita juga bisa berinteraksi dengan diri kita. Berkontemplasi, mengevaluasi diri, self-talk; berkomunikasi lebih dalam dengan jiwa kita. Nah, jika nurani kita belum buta maka pasti kita akan temui suara jawaban sebenarnya.

Kenali Konsep Diri

Sudah kenalkah kita pada diri kita sebenarnya? Sudah kah kita menemukan self-awareness kita sebenarnya? Mampu kah kita mengenalinya?

Cara mengenali diri kita dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap diri sendiri maupun saat interaksi dengan orang lain. Apakah sudah berkesesuaian. Saat kita sudah mampu menemukan konsep diri kita, baik dari sisi perilaku, perasaan, dan .motif tertentu yang ada dalam diri kita.  Secara otomatis akan menyadarkan diri ini akan kekuatan dan kelemahan yang kita miliki. Akhirnya kita dapat dengan mudah menentukan arah dan memilih strategi terbaik dalam pencapaian tujuan hidup.


Temukan Diri Sejati

Setiap manusia terlahir sebagai makhluk pembelajar. Sepanjang hayat dikandung badan, sebelum badan berkalang tanah seharusnya tak ada kata berhenti belajar dalam kamus manusia. Lihat saja bayi yang baru lahir dia tak akan ragu berteriak menangis kencang tak malu jika dianggap berbuat onar. Lihatlah pula bayi yang sedang berlatih berjalan, tak gentar belajar merangkak, berjalan dan jatuh berkali-kali untuk bisa berlari lagi. 

Menemukan diri sejati tak ubahnya seperti si bayi itu. Melewati masa ke masa sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya bukan keinginannya. Sedari bayi hingga tua begitulah seharusnya. Tak berhenti belajar. Lalu dimanakah bisa ditemui diri sejati itu? Diri kita sejati adalah diri yang terus memperbarui diri menjadi lebih baik. Kita ini manusia yang dibekali potensi yang luar biasa dan tidak terbatas. Seluruh 'diri' kita ini sesungguhnya bergantung dari apa saja yang kita serap, terima dan pelajari.

Be Your Best Self

"Stop being yourself. It's just such a boring and self defeating concept. Start being your best self!"

Fitrahnya manusia itu berbuat kebaikan. Ingin menjadi lebih baik dan melakukan yang terbaik. Jika ada yang berbuat sebaliknya ya itu pilihannya. Tuhan menciptakan dua jalan pilihan kebaikan dan keburukan. Semua keputusan yang dipilih pasti ada konsekuensinya.  Itu mengapa juga kita memahami ada konsep surga dan neraka.

Jika masih ada yang terjebak dengan kata, "Jadilah diri sendiri!". Pastikan kembali anda merenungkan tentang diri dan keseluruhan yang membentuk diri saat ini. Jika sudah betul memahami pasti kita tidak  akan gegabah berkata, "Ini diriku suka tidak suka terima saja!". Ingat kembali bahwa kita beda dengan makhluk ciptaan lainnya yang tidak memiliki karsa. Manusia adalah makhluk pembelajar  dengan segala macam bekal akal dan potensi untuk berubah dan menjadi agen perubahan.

Potensi kebaikan dan keburukan itu, jika dilakukan berulang-ulang akan melekat pada pemilik predikat. Jika kita lakukan kebaikan secara konsisten, penuh dedikasi maka kita berhak mendapatkan apa yang terbaik yang telah kita upayakan. Stop membatasi diri kita dan berpuas diri dengan kualitas yang dimiliki saat ini. Sampai kapan kita mau terus percayai prinsip lama yang membosankan, dan sudah usang. Kadang hanya digunakan sebagai pembenaran diri atas keengganan dan rasa takut yang menghambat diri Anda meraih potensi kebaikan maksimal.

Berproses menjadi diri yang terbaik adalah sebuah perjalanan yang tidak instan. Butuh perjuangan panjang dan berkesinambungan. Sinergi pikiran dan tindakan. Pikiran menentukan tindakan. Tindakan akan berbanding lurus dengan hasil. Tidak ada proses yang mudah, bahkan sering muncul ketidaknyamanan saat melakukannya.

Namun, itu bukan alasan untuk berhenti berusaha. Jangan tergesa pula berpuas diri. Penuhi seluruh "aku" dengan  ilmu dan cari terus guru terbaikmu. To be the best, you have to learn from the best.

Satu hal lagi, di universitas kehidupan ini dsiapkan berbagai macam guru. Kita bisa membacanya secara tersurat dan tersirat. Maukah kawan berjalan dititian ilmu bersamaku? Bersama mencari versi terbaik dari diri kita, and "Be our best self"!.

Semangatttt...!!!
Read More