Alinea Kedua Ibu Pembaharu : Membangun Tim Tangguh Impianku

Selasa, 27 Juli 2021

Setelah melewati alinea pertama yakni mengidentifikasi masalah yang mengusik keresahan pribadiku. Kini benar-benar harus berusaha mewujudkan perubahan empati menjadi aksi. Apalagi sudah dapat lencana apresiasi. Bintang empati dan lulus materi 1.



Alinea kedua ini kami diberikan waktu dua minggu untuk membangun tim solid. Langkah awal yang harus selalu dipegang adalah setia pada problem statement yang telah ditetapkan di awal. Percaya diri untuk terus melanjutkan perjalanan.



Selanjutnya kami diminta untuk melakukan kampanye untuk mengenalkan user persona diri. Inti tujuan langkah ini semacam pengajuan proposal diri untuk membangun sebuah tim.

Apakah cukup? Ya, tentu saja tidak. Membangun chemistry hingga mengenali persepsi seseorang bukanlah perkara gampang. Sebelum kampanye pribadi saya mulai rupanya rekan saya satu regional, Mbak Indah Laras telah mengunggah kampanyenya terlebih dahulu. Fokus tema yang sama yaitu perundungan atau bullying. Akhirnya kami bercakap-cakap secara pribadi melalui WhatsApp.


Kami pun membentuk kelompok percakapan WhatsApp tersendiri untuk proyek ini. Tidak ada masalah cukup berarti komunikasi saya dengan beliau. Sebab memang sejak 2017 kami berdua tergabung dalam proyek yang sama untuk kampanye anti bullying di kota Semarang. Gayung bersambut menyusul kemudian Mbak Dini dari Ibu Profesional Surabaya, Mbak Marita, dan Mbak Rahma.


Kami berlima kemudian mencoba untuk saling berinteraksi dan berdiskusi. Meski percakapan daring begini, jangankan bagi lintas kota lintas propinsi yang dalam kota saja seringkali terkendala sinyal dan perbedaan jam online antar anggota.


Dan, karena kami sudah berkomitmen untuk menyesuaikan kapanpun waktu lenggang yang dimiliki bisa langsung bisa ditanggapi. Jadi Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar dan semoga seterusnya hingga program atau gerakan ini bisa diwariskan kemanfaatannya.


Tahap awal komunikasi kami berfokus pada saling mengenalkan diri, seperti yang telah dituliskan pada user persona.

Kami melanjutkan dengan mendeskripsikan alternatif solusi yang kami impikan. Apa tujuan proyek ini diadakan? Seperti apa program ini akan berjalan? Dan sebagainya. Selengkapnya bisa dilihat di sini.



Selanjutnya kami saling menggambarkan dan menjelaskan apa sumberdaya yang kami punyai. Softskill dan Hardskill. Sesuatu yang akan bisa jadi bekal kami untuk mencari jalan solusi bagi problem statement kami. Setelah mengemukakan kekayaan personal yang kami miliki, kami pun merangkumnya agar lebih mudah untuk membuat kelanjutan peta.

Terakhir, melihat dan mengenali sumberdaya yang sudah ada pada tim kami. Maka berikutnya kami berbagi peran dan tugas masing-masing dalam proses mewujudkan impian ini.

Semoga saja peran kami ini bisa memberikan manfaat kepada sesama perempuan. Bukan menjadi kelompok sebaliknya. Jika bukan kaumnya sendiri yang memberikan dukungan, maka siapa lagi yang bisa mengerti?


Demikian cerita dalam jurnal kali ini salam ibu pembaharu. "Dari Rumah Untuk Dunia"; Every mother--every people-- is a changemaker.

#materi2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia

Read More

6 Aktivitas Menyenangkan untuk Anak Saat Masih Pandemi Corona

Jumat, 23 Juli 2021

Situasi wabah corona masih menyelimuti negeri kita dan juga dunia. Semua lapisan usia terkena imbasnya tidak terkecuali anak-anak. Lalu, kegiatan apa saja yang bisa dilakukan orang tua dengan anaknya selama masih di rumah saja? Ketika harus menjalani PPKM atau malah sedang melaksanakan isolasi mandiri.

Berikut ini nantinya akan dibahas 5 aktivitas menyenangkan untuk anak saat masih pandemi corona. Sebagai alternatif pilihan ayah dan bunda yang bisa dilakukan ketika menjalani PPKM atau isolasi mandiri.

Sebelum memilih kegiatan untuk anak, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh orang tua, yakni :

Pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah tetap menjaga ketenangan. Sebab seringkali anak justru terpapar rasa stres orang tuanya. Berikan perhatian pada proses pengendalian diri agar anak tetap merasakan kenyamanan selama di rumah saja.

Kedua, mengalihkan fokus anak dan mengajak anak lebih intens menyampaikan apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya. Penting bagi orang tua untuk menyediakan waktu khusus untuk hadir mendampingi kegiatan mereka. 

Ketiga, buat kegiatan yang menyenangkan yang disukai anak-anak. Contohnya menciptakan arena khusus untuk bermain, atau mengijinkan mereka merawat hewan peliharaan. 

Keempat, beri dukungan kepada anak-anak untuk tetap bisa mengembangkan hobinya. Misal, menyanyi, menggambar atau hobi lainnya. Meskipun dilakukan secara daring, orang tua seyogianya tetap memfasilitasinya. 

Kelima, bantu anak untuk tetap terhubung dengan teman karibnya. Dorong dan dampingi anak untuk sesekali bersilaturahmi dengan sahabatnya. Bisa menggunakan panggilan video, zoom atau aplikasi media sosial lainnya.

Lantas kegiatan seru apa saja yang bisa dilakukan oleh orangtua dan anak selama PPKM dan Isoman?

Banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan orang tua bersama anak di masa PPKM darurat atau isoman. Antara lain yang akan ditulis di bawah ini :

1. Nobar alias nonton bareng

Ajak anak bersama-sama memilih referensi film keluarga yang bisa ditonton bersama. Ciptakan suasana yang berbeda meski harus menontonnya dari rumah saja. 

2. Membuat hasta karya

Misalnya jika anak ada ketertarikan melukis. Ajak anak untuk melakukan di berbagai media seperti kanvas, tas kain yang bisa dijadikan tote bag nantinya, atau menghias batu dengan lukisan. Batu-batuan bisa dikumpulkan dari sekitar rumah. Hasil karya mereka bisa dikumpulkan, dijadikan pajangan atau bisa juga dikirimkan sebagai hadiah untuk kerabat.

3. Ajak anak berkemah atau membuat malam pentas seni di sekitar rumah

Membuat titik atau spot khusus untuk membuat pertunjukan yang disukai anak-anak. Bisa juga mendirikan tenda mainan dan membuat suasana seperti sedang berkemah. Kegiatan ini juga akan sangat membantu meningkatkan keakraban di keluarga.

4. Ajak anak untuk mendengarkan dongeng atau cerita
 
Apakah kegiatan ini langsung dibacakan oleh orang tua ataupun melalui channel khusus dongeng, kegiatan ini merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk membuat anak nyaman. Manfaatkan fase PPKM atau isoman ini sebagai upaya untuk membangun kelekatan di antara keluarga. Orang tua juga dapat menceritakan pengalamannya saat masih seusia mereka. Sehingga, mereka juga dapat mempelajari dan membayangkan keseruan di masa kanak-kanak ayah dan bundanya.

5. Orang tua bisa mengikutsertakan anak untuk kursus, atau pelatihan singkat

Kegiatan ini tentunya dipilih dengan menyesuaikan ketertarikan anak. Contohnya memasak, fotografi, membuat doodle, menulis, dan masih banyak lagi ragamnya.

6. Kegiatan di rumah saja di masa PPKM bisa juga berupa olahraga ringan yang rutin dilakukan setiap hari

Misalnya, aktivitas fisik seperti joging di sekeliling rumah sembari berjemur. Bisa juga mencoba permainan tradisional gobak sodor, halang rintang atau sejenisnya di sekitar rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sesuai anjuran. Olahraga ringan penting terus dilakukan untuk tetap dapat memelihara kualitas sistem imunitas tubuh.

Saat ini, semakin banyak aktivitas kelas dalam jaringan yang menarik dan bisa dipilih orang tua dan anak. Sehingga orang tua hanya tinggal menyesuaikan dengan minat ketertarikan anak.

Jika terjadi kondisi sekeluarga harus isoman, sebaiknya apa yang perlu diperhatikan betul oleh orangtua?

Kondisi pertama yang perlu diperhatikan adalah  adalah tempat isoman. Sebaiknya tempat isoman mempunyai sirkulasi udara yang baik, terbuka dan mudah dicapai sinar matahari. Akses untuk aktivitas primer seperti kebutuhan untuk ke kamar mandi atau berjemur mudah untuk bolak-balik. Sebaiknya tidak melintasi area keluarga lainnya.

Selanjutnya, orang tua harus mampu menguasai dirinya agar dapat dengan tenang memberikan penjelasan kepada anak. Jika saja anak-anak mereka bertanya mengapa harus melakukan isolasi mandiri.

Orang tua juga wajib terus berkonsultasi dengan dokter agar mengerti kriteria kondisi anaknya masih layak untuk tetap isoman atau tidak.

Sesuai dengan anjuran IDAI  orang tua tetap dapat mengasuh anak yang terpapar Covid-19 dengan catatan khusus. Orang tua atau pengasuhnya berisiko rendah terhadap gejala berat yang disebabkan paparan virus Covid-19. 

Apabila ada anggota keluarga lain yang positif, dapat diisolasi bersama dalam satu area. Akan tetapi, jika orang tua dan anak berbeda status. IDAI menyarankan memberikan jarak tidur sekitar 2 meter dengan kasur yang terpisah. Hal penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah orang tua harus senantiasa mendukung kondis psikologis anak.

Masih sesuai saran IDAI, orang tua juga harus mempersiapkan alat-alat pendukung selama melakukan isoman seperti termometer, oxymeter, obat-obatan penurun panas/demam, dan juga multivitamin.

Orang tua secara reguler juga harus memperhatikan dan mendisinfeksi perabotan rumah tangga yang sering dipegang; seperti permukaan meja, kursi, pegangan pintu, pegangan apapun, keran, flush toilet, saklar lampu, wastafel,  sakelar, dan lain-lain. Semprotkan disinfektan yang dianjurkan dan aman untuk seluruh anggota keluarga. Selengkapnya terkait panduan isolasi mandiri untuk anak bisa dibaca di sini .

Bagaimana ayah dan bunda semoga pemaparan di atas bisa sedikit memberikan alternatif solusi ya? 

Jadi sudah ada tambahan referensi untuk terus memberi kenyamanan pada anak selama pandemi Corona terjadi. Mari kita berdoa agar bumi kita lekas pulih paripurna.

Salam Baik!


Read More

Alenia Baru Ibu Pembaharu : Umpan Balik#1

Selasa, 13 Juli 2021


Bismillahirrahmanirrahim

Hai, hai...
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabbarakatuuh

Minggu ini kewajiban para mahasiswi Bunda Saliha adalah saling memberikan umpan balik dari tugas Jurnal Identifikasi Masalah di pekan sebelumnya.

Oleh karenanya saya mencoba merangkum kembali apa yang ditulis rekan perjodohan saya. Beliau ialah Mbak Atika Yustina dari Ibu Profesional Bekasi. Menulis kembali permasalahan dan target keberhasilannya. Berikut Problem Statement yang ditulis beliau :

Pertama, beliau ingin menurunkan berat badan, agar tidak muncul gangguan kesehatan. Kedua, ketika berat badan naik masalah kesehatan muncul, dan mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk komunikasi dengan suami dan keluarga

Jodoh saya ini menyatakan masalah ini sudah selesai jika tercapai keseimbangan (balance) dalam menjalani perannya sebagai istri, ibu, anak, masyarakat dan Hamba-Nya. Badan fit dan bugar.



Lalu, setelah problem statement saya mencoba memperhatikan Analisa Akar Masalah yang disampaikan beliau. Berikut yang menurut beliau menjadi masalah besar :

1. Fit Journey yang tidak konsisten
2. Kegiatan olahraga hanya di rumah dan sekitarnya mengakibatkan jenuh
3. Belum sesuai waktu, kualitas dan kuantitas olahraga

Berikutnya menurut beliau Akar Masalah yang pertama adalah :

Tidak ada bimbingan dari profesional secara utuh dalam fit journey, melihat keseluruhan sisi hidup dan kegiatan sehari-hari.

Sedangkan untuk Akar Masalah 2, beliau menyampaikan bahwa belum menemukan pola hidup yang sesuai dengan kegiatan sehari-hari dan sesuai kemampuan. Semua pola diharapkan berhasil cepat karenanya harus latihan terlalu keras.

Pada bagian hasil yang tampak beliau menuliskan :
1. Fit Journey Up and Down
2. Emosi tidak stabil karena kelelahan meski badan fit.

Saya agak berhati-hati karena belum banyak pengetahuan saya terkait Fit Journey. Maka setelah membaca jurnal beliau, saya wajib menutrisi wawasan mengenai pola diet yang tepat.

Hingga akhirnya memberanikan diri untuk memberikan umpan balik sebagai berikut :



1. Apa yang sudah baik ?

Niat dan rencana Fit Journey yang dibuat sudah sangat baik, bahkan tercetus sejak masih ada di kelas bunda produktif.

Tujuan fit journey pun luar biasa untuk meningkatkan kualitas hidup pribadi yang pastinya akan berdampak luas pada lingkungan sekitarnya. Utamanya keluarga.



2. Apa yang perlu diperbaiki?

Setelah membaca, mencoba memahami dan melakukan percakapan. Ditambah sedikit pengetahuan yang saya punya. Baik dari yang saya baca dan pengalaman teman-teman yang pernah menjalankan 'diet'. Tampaknya yang bisa saya titip sarankan adalah menambahkan sumber data atau literasi terkait pola diet yang gagal dan yang berhasil. Contohnya karena latar belakang saya mempelajari hipnoterapi maka saya memberikan tautan YouTube Chanel Dewi Hughes. Seorang hipnoterapis yang berkonsentrasi untuk membantu kliennya untuk pola hidup lebih sehat.

Hal ini diharapkan dapat membantu beliau untuk lebih bisa menata pemahaman dan mindset awal penerapan pola yang akan dijalankan nanti, sehingga bisa mencapai target dengan bahagia.

Misalnya, sebelum membuat rencana Fit Journey memahami kembali bahwa diet merupakan suatu proses penyelarasan pola makan. Saat sudah selaras harapannya terbentuk kebiasaan baru, lalu dapat diadaptasi sebagai bagian dari gaya hidup. Layaknya perubahan hidup dari sebelum menikah kemudian menjalani peran kehidupan setelah menikah. Ada langkah-langkah proses penyesuaian.

Sehingga apapun situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada saat berikhtiar melakukan Fit Journey tersebut tidak akan bisa mempengaruhi beliau.



3. Apakah Problem Statement akan benar-benar diselesaikan dalam waktu 6 bulan?

Menurut beliau dengan penuh keyakinan sudah ada tahapan yang direncanakan untuk mencapai tujuan 6 bulan kedepan.

Terakhir sebelum menutup tulisan umpan balik ini. Ijinkan saya .eminjam pernyataan DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum, bahwa tidak ada cara yang praktis dan instan untuk hidup lebih sehat. Apalagi berharap kebiasaan baru itu akan menjadi pola yang menetap. Semua harus diawali akal sehat, dimulai dengan benar serta dijalankan secara wajar.

Semoga Allah memberikan kemampuan dan kekuatan kemauan untuk meraih apa yang dicita-citakan oleh beliau dan pastinya saya juga dong. Semangat!! ^_^

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabbarakatuuh

#umpanbalik1
#Identifikasimasalah
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity

Read More

5 Hal yang Harus Dilakukan Saat Memilih Sekolah untuk Anak

Minggu, 11 Juli 2021


Berbagai pertimbangan harus dilakukan oleh orang tua sebelum memilih sekolah untuk anak. Perlu waktu khusus untuk mengumpulkan dan memilah informasi sebelum menentukan pilihan terbaiknya. Semua dilakukan agar tidak ada permasalahan di kemudian hari. 

Apalagi sampai menimbulkan pengalaman tidak menyenangkan bagi anak. Bahkan jika dibutuhkan orang tua seharusnya berkeliling mengunjungi calon sekolah yang telah menjadi target.

Ada 5 hal yang harus dilakukan orang tua  saat memilih sekolah yang ideal untuk anak. Simak beberapa hal berikut ini :


1. Cari Tahu dan Tetapkan Kriteria Calon Sekolah yang Ideal

Sekolah yang ideal prinsip umumnya sebenarnya sama yaitu sekolah yang atmosfir suasana, lingkungan kerja dan aktivitas belajarnya menyenangkan bagi anak dan juga untuk seluruh warga sekolah.

Kenyamanan anak saat kegiatan belajar mengajar harus diperhatikan karena jika salah dapat mengakibatkan masalah emosi serta sosial pada anak

Sekolah yang bagus tidak hanya terletak pada tampilan gedung atau fasilitasnya saja seperti yang biasanya ditemukan pada brosur promosi.  Sebaliknya, sekolah yang ideal adalah sekolah yang seluruh komponennya membantu optimalisasi potensi anak.



2. Buat Pertimbangan Penting dari Berbagai Sudut Pandang

Hal utama yang perlu diingat saat memilih sekolah anak di jenjang manapun adalah orang tua tidak boleh membuat pilihan berdasarkan mimpi pribadi atau ambisinya semata. Ayah dan bunda juga harus membuat pertimbangannya berdasarkan pembiayaan yang rasional.

Bandingkan biaya sekolah yang harus ditanggung dengan kurikulum, program serta fasilitas yang akan diperoleh nantinya. Apakah sebanding ataukah tidak? Tentu juga harus sesuai ukuran 'budget' keluarga.

Faktor pertimbangan pertama dalam memilih sekolah untuk anak adalah letak sekolah. Sebaiknya pilih lokasi sekolah yang strategis jaraknya dan tidak terlalu jauh dari rumah. Hal ini selain untuk menghemat waktu dan biaya dapat mencegah keterlambatan masuk sekolah.

Harap diingat bahwa anak juga sedang beradaptasi dengan rutinitas baru.
Kedua beri perhatian pada waktu belajarnya. Pilih jam belajar yang menyenangkan untuk anak. Pahami pula karakter, minat, kemampuan dan gaya belajar anak. Agar setiap proses pembelajaran menjadi kegiatan yang menyenangkan bukan sebaliknya.

Sebaiknya pilih sekolah yang lebih memberikan penekanan pada proses pembelajaran. Tidak semata hanya pada hasil akhirnya saja. Anak didorong untuk bangga terhadap proses pencapaian sesuai kemampuannya.

Selanjutnya, cari tahu sistem pendidikan ataupun kurikulum yang diterapkan. Pastikan ananda tetap mudah memahami dan mencerna materinya. Setiap sekolah pasti memiliki kurikulum yang berbeda-beda untuk diunggulkan. Agar tidak kebingungan ayah bunda dapat memilih kurikulum sekolah yang memang selaras dengan visi, misi serta tujuan pendidikan yang ingin dicapai keluarga untuk ananda.

Hal lain yang perlu diberi perhatian adalah kualitas pengajarnya, kualitas dan kredibilitas para guru juga penting untuk dicari tahu. Lalu, ayah bunda juga harus mempertimbangkan sarana, dan prasarana yang memfasilitasi kegiatan belajar-mengajar.

Tidak harus mewah, namun pastikan seyogyanya memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak apakah menunjang perkembangan motorik, kognitif, emosi atau juga sosial ananda.



3. Jangan Terpengaruh Janji Penawaran pada Iklan

Meskipun calon sekolah tujuan berprestise, orang tua tetap harus mengecek kebenarannya. Nama besar yang bergengsi tidak bisa mutlak menjadi acuan. Hanya tidak menutup kemungkinan boleh menjadi bahan pertimbangan. Namun, tetap saja harus dilakukan survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi dan perkembangan mutakhir.



4. Libatkan anak dalam memilih sekolah

Anak memiliki hak untuk didengarkan pendapatnya jadi sangat perlu dan disarankan melibatkan anak dalam memilih sekolah. Jika anak dilibatkan dalam pemilihan sekolahnya ia secara psikologis akan ikut merasa mempunyai andil dan tanggung jawab terhadap penentuan masa depannya.

Ayah dan bunda dapat mengajak anak berbicara dari hati ke hati terkait calon sekolahnya. Hal apa saja yang dia sukai dan tidak disukai. Termasuk prioritas belajarnya.

Komunikasikan dengan baik apa saja keinginan orang tua pada anak. Sebaliknya dengarkan aspirasi anak dan diupayakan dapat melakukan kompromi.



5. Fasilitas 'Free Trial' Untuk Kenyamanan Anak

Bijaksananya karena ini masih diperuntukkan bagi anak usia TK dan SD penting juga ditanyakan apakah sekolah tersebut dapat atau menyediakan fasilitas 'Free Trial'?

Apabila ada, fasilitas ini dapat membantu anak untuk menghadapi masa-masa sulit beradaptasi di awal sekolah. Masa tersebut dapat digunakan orang tua untuk melakukan observasi lanjutan.

Selain itu dapat digunakan untuk mengukur apakah anak benar-benar nyaman berada di sekolah tersebut atau tidak. Cocok atau tidak dari sisi anak memang ditentukan dari kenyamanan belajarnya.

Mood yang baik akan membantunya untuk dapat mencerna pelajaran dengan baik juga. Apakah sudah sesuai dengan karakter kepribadian, potensi kecerdasan, bakat dan juga minatnya?

Kecocokan orang tua dan sekolah bisa dipertimbangkan dengan melihat sistem belajar, lingkungan sekolah, serta budaya di sekolah.

Orang tua dapat menakar sekali lagi apakah ada kesesuaian sekolah dari segi nilai-nilai dan tujuan belajar yang keluarga ingin raih.

Orang tua harus mencermati apakah sekolah mampu mengembangkan potensi anak atau justru malah mengalami penurunan. Kemampuan kognitifnya apakah bertambah baik atau sebaliknya.

Karakter dan kepribadiannya apakah terbentuk semakin baik atau menurun? Kemampuan komunikasi dan kecerdasan sosialnya apakah tumbuh efektif atau justru sebaliknya.

Jika jawabannya tidak, artinya arah dan tujuan belajar sudah tidak sama sehingga perlu dimusyawarahkan agar dapat diambil keputusan lanjutan.


Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat untuk ayah dan bunda semua. Selamat memilih sekolah yang ideal sekaligus nyaman untuk si buah hati.


Salam.

Read More

Alenia Baru Ibu Pembaharu

Selasa, 06 Juli 2021

Masuk kelas lagi! Hurayyy...

Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya setelah liburan panjang perkuliahan pun dimulai kembali. Yah, seneng sih tapi penasaran juga jadi campur aduk deh rasanya.

Memutuskan masuk tahapan kelas Bunda Salihah batch pertama ini cukup banyak  merenung. Terbayang tantangan seperti apa yang bakal dihadapi nanti sudah jadi serem duluan. Akhirnya berbekal ijin suami dengan sejumlah syarat dan kondisi memberanikan diri untuk lanjut. Mencoba menjadi manusia masa kini. Artinya,  "Ya...yang nanti ya nanti aja. Jalani dan nikmati dulu." Kadang suka khilaf belum apa-apa sudah meremehkan diri sendiri. 

Agenda perkuliahan perdana di Kampus Ibu Pembaharu ini berisi pengenalan dan pembahasan :

1. Indikatornya Sukses
2. Tahapan Menjadi Ibu Pembaharu
3. Problem Statement
4. Analisa Akar Masalah

Di awal sengaja tampilkan gambar yang berisi sebuah narasi cantik penyemangat dari Founding Mother. Kalimat yang membuatku merasa makin kepo. Iya, kepo kira-kira bisa enggak selamat sampai enam bulan ke depan hingga proyek impian mewujud. 

Malam itu kami diajak untuk memahami tahapan menjadi inovator sosial dengan mengidentifikasi sejumlah permasalahan. Baik permasalahan personal maupun komunal atau masalah yang ada disekitar kita.

Proses mengidentifikasi masalah ini cukup menarik dan menantang untukku. Bagaimana enggak menantang kalau banyak banget tulisan masalahnya. Alhasil setelah mengendapkan apa yang sudah dituliskan. Aku mengerucutkan ke dalam beberapa teman serumpun.

Berikut ini beberapa identifikasi masalah besar yang menurut saya penting untuk disikapi saat ini.

 
Ada sembilan poin yang menjadi konsentrasi permasalahan yang menantangku. Sekian lama memang sudah berjibaku dengan isu dan kampanye perundungan. Rasanya ya akhirnya tema itu yang masih menyita perhatianku.

 Setelah mengidentifikasi masalah berlanjut ke langkah memastikan apakah benar-benar itu masalah untuk saya? Beberapa saat saya harus mengendapkan pemikiran sebelumnya, dan di bawah ini hasilnya.

Melangkah ke tahapan selanjutnya adalah menentukan batasan pencapaian. Kenapa? Karena setiap langkah perlu ada evaluasi. Jika terukur kita bisa menetapkan langkah-langkah bermanfaat selanjutnya. Bila belum berhasil, maka bisa dimodifikasi kembali hingga mendekati apa yang dicita-citakan.

Setelah langkah ketiga dilakukan, selanjutnya tahap penting keempat. Bagian ini berisikan informasi yang memberikan konteks lebih luas  tentang masalah yang sedang dihadapi.

Terakhir dari semua langkah identifikasi masalah ini adalah menganalisa akar masalahnya. 

Demikianlah hasil perenungan dan percakapan dengan diri sendiri serta buah literasi juga diskusi sana sini. Harapannya selama enam bulan ke depan semua impian akan benar-benar tampak berdampak

Everyone a changemaker Movement. 

Saatnya memilih berubah atau kalah! Salam Ibu Pembaharu.

#materi1

#ibupembaharu

#bundasalihah

#darirumahuntukdunia

#hexagoncity

#institutibuprofesional

#semestaberkaryauntukindonesia
Read More