Jurnal Tahapan Telur-telur Bunda Cekatan #2

Jumat, 20 Desember 2019

Tahapan kedua ini butuh sedikit memaksa pikiran dan perasaan saya terfokus pada resolusi yang akan saya lakukan di tahun 2020 Masehi. Sebenarnya rencana metamorfosa itu sudah dibuat sejak tahun baru Hijriah lalu, namun seperti yang sudah menjadi kebiasaan beberapa saya sesuaikan hingga awal tahun baru Masehi.

Sedikit berbeda prosesnya dengan permainan di tahapan pertama, saya menuliskan dulu aktivitas yang sudah tercetak dalam benak saya. Baru kemudian saya terjemahkan dalam kegiatan yang mungkin bisa membantu saya merancang bahagia yang lebih tinggi levelnya.



Begitulah hasil terjemahan pribadi tentang apa saja yang menjadi fokus kebahagiaan yang ingin saya raih. Intinya sih saya paling ingin meninggikan jam terbang dolan, ngobrol dan bertemu orang dalam "kamar" yang selalu penuh manfaat. Lalu, belanja dan bertukar ide juga gagasan dengan kawan sefrekuensi untuk diwujudkan bersama-sama. 

Semoga Allah memberikan kemampuan untuk mewujudkan dan bermetamorfosis melalui impian-impian tersebut.

#BundaCekatan
#InstitutIbuProfesional

Read More

Jurnal Tahapan Telur-telur Bunda Cekatan #1

Selasa, 17 Desember 2019

Aha! Senangnya berkesempatan lagi untuk belajar di tahapan selanjutnya setelah kelas bunda sayang yang sudah lama purna. 


Masuk di kelas bunda cekatan sebenarnya agak tergopoh-gopoh mengikuti ritmenya. Banyak hal harus disesuaikan termasuk prioritas dan kandang waktunya.

Artinya juga selama beberapa tahapan akan banyak proses yang harus dilalui. Apa saja? Ini nih tahap permainannya :

Materi pertama di kelas bunda cekatan ini membuat sedikit melakukan kipas balik di NHW saat mengikuti kelas sebelumnya. Mulai dari mengenal diri sendiri dan tentu saja kebahagiaan diri ini sebagai manusia yang diciptakan luar biasa. Bukan hanya sekedar perempuan (biasa).

Nah, telur-telur kebahagiaan saya tampaknya belum bergeser dari tempatnya. Masih ada dikuadran yang sama, tidak ada lompatan yang luar biasa dari yang tidak suka menjadi suka atau sebaliknya. Jika ada pergerakan itu karena memang harus mendekat untuk belajar sedikit memahami aktivitas tersebut.
Inilah hasil telur-telur kebahagiaan saya yang terus dicari untuk ditetaskan :


Seperti yang sudah disampaikan di awal tadi bahwa sebetulnya sudah tidak banyak pergeseran passion. 

Penjelasan tentang kebahagiaan yang saya pilih untuk diletakkan pada telur-telur hijau, kurang lebih seperti ini :

1. Ideating

Artinya aktivitas seperti melontarkan gagasan dan ide-ide tentang berbagai hal seringkali muncul. Saya merasa bahagia karena seringkali dengan melihat fenomena atau sedang berada situasi tertentu tiba-tiba saja nanti menemukan ide-ide baru.

2. Visioning

Kegiatan mengantisipasi masa depan, berpikir sebelum melangkah, menimbang dari berbagai sisi merupakan kegiatan yang juga membuat saya bahagia. Pernah untuk tidak melakukannya, malah senewen sendiri he he he... Semacam ada rasa butuh untuk memikirkan rencana masa depan yang bijak, agar semua langkah bisa tepat sasaran. Tentu saja dengan seijin Allah Subhana Wa Ta'alla.

3. Creating

Saya senang menggunakan imajinasi saya untuk menemukan suatu rancangan atau layanan baru buat orang lain. Termasuk saat menulis, atau mengajar saya selalu melibatkan imajinasi saya. Bahkan meski memasak adalah hal yang 'saya bisa dan suka' di level paling rendah, saya juga kadang suka iseng eksperimen membuat menu masakan baru. 


4. Counseling

Memotivasi anak dan remaja adalah hal yang paling membahagiakan untuk saya. Terutama bagi mereka yang memang mengalami masalah dalam tahap perkembangannya itu. Mungkin teman-teman akan menemukan sesuatu yang lain dari diri saya ketika sedang berhadapan dengan mereka. Alih-alih bahagia saya lebih senang sebut ini kerinduan. Betul, kerinduan menjadi rumah untuk mereka yang membutuhkan "alamat pulang".

5. Guiding

Masih berhubungan dengan penjelasan sebelumnya passion saya yang membuat mata saya berbinar-binar adalah ketika memandu orang atau pihak lain agar dapat memilih atau menemukan jalan atau sasaran yang hendak ia tempuh. 

Begitu lah cerita saya sebagai orang dengan kecenderungan otak kiri yang memang memiliki  kecenderungan kebahagiaan dengan kekuatan dalam hal berpikir, menemukan gagasan atau ide-ide baru, lalu mengemukakannya pada orang lain untuk ditindaklanjuti (thinking and reasoning).


Celah kebahagiaan ini harusnya terus dicari untuk senantiasa disesuaikan terus menerus sepanjang hayat. Kenapa? Sebab, metamorfosis diri tidak boleh berhenti di salah satu destinasi saja. Namun, terus dilakukan berulang-ulang dengan memetamorfosiskan rasa yang sepenuhnya sadar akan kebahagiaannya.
Read More

Ulasan Historical Fiction The Madness of Malleus Maleficarum

Rabu, 11 Desember 2019


Cerita pendek bergenre historical fiction yang ditulis oleh Fathin Faridah ini mengangkat tema besar yang terjadi di Eropa pada abad XV-XVII. Saat itu terjadi kehebohan luar biasa di sana, ketukan palu hukum yang paling mengerikan sepanjang sejarah Eropa mungkin juga dunia. The Witches Hammer atau Malleus Maleficarum begitulah cerita mencekam itu dikenal. Dakwaan kepada para penyihir yang membuat penduduk Eropa saat itu sangat ketakutan
Rasa takut ini dikarenakan banyak tersebar penyakit aneh berasal dari sihir atau santet yang dilakukan oleh para penyihir perempuan.

Bila Anda pada saat itu memiliki tetangga yang iri atau Anda bukan orang yang ramah hingga tak mengenal tetangga di lingkungan tempat Anda tinggal. Bisa jadi hukuman itu akan mampir tanpa ada payung hukum yang melindungi.
Hukuman yang diberikan ada berbagai pilihan, tergantung mana yang disepakati atau diminati. Digantung, dibakar hidup-hidup, diikat seluruh tubuhnya dan ditenggelamkan dalam sungai.

Itu sekilas sejarah mengerikan yang menimpa ratusan bahkan ribuan perempuan. Salah satu tragedi kemanusiaan luar biasa yang pernah tercatat dalam sejarah manusia di belahan bumi Eropa, khususnya bagi kaum wanita.

Saya angkat topi untuk mengakui penulis cukup berani mengangkat tema besar ini, bisa dibilang tidak ringan bacaan sejarah seperti ini. Bahkan mungkin fakta sejarah ini tidak banyak yang pernah mendengarnya. 

Mengangkatnya sebagai cerpen historical fiction adalah keputusan yang menandai bahwa penulis memang memiliki tabungan bacaan atau literasi yang mumpuni.

Membaca cerpen ini membawa saya masuk ke situasi pada jaman kelam itu. Situasi yang mencekam, ketakutan yang dirasakan Maria ketika ia melarikan diri. Dialog-dialog Maria dan profesor Cornelius Loos dalam pelariannya begitu mendalam nilai pesan-pesannya. Meski cerita pendek tetap sarat dengan petuah.
Salah satunya kutipan kalimat ini berhasil mencuri perhatian saya :
“Jika kita tidak melawan, suatu saat kita juga pasti mati bukan? Lebih baik mati dalam perlawanan, daripada hidup menangisi nasib tanpa berbuat apa-apa.”

Entah karena saya yang masih kurang jam terbang cerita bergenre historical fiction, di akhir cerita ini nuansa fiksinya jadi berkurang karena paragraf pamungkasnya justru membawa saya pada atmosfer cerita non fiksi (sejarah asli).

Meskipun demikian hampir secara keseluruhan tulisan ini disajikan dengan cukup kuat baik dari penokohannya, plot, latar, gaya penulisan serta konfliknya semua diracik dengan apik. 

Seandainya penulis ingin mengembangkan lagi lebih serius dengan imajinasi yang lebih luas dan mendalam, menurut saya laik sih untuk bisa jadi novel cantik nih...

Bagaimana menurut kalian, setuju dengan saya atau justru punya pendapat lain? 

Read More