Masih Bicara Cinta Berdaya

Sabtu, 03 Maret 2018

Tulisan tentang passion diminggu lalu, yang belum baca yuk diintip dulu disini. Sebenarnya masih cukup panjang cerita ditulisan minggu lalu, bicara tentang passion dan dijabarkan dalam satu artikel tentu saja tidak akan cukup. Jadilah tulisan minggu ini sebagai sambungan ceritanya. 

Menulis untuk bahagia, tidak hanya untukku saja namun bagi siapapun yang telah sudi membacanya. Ini bukan ingin terlihat sok asyik tapi memang itu nampaknya yang sedang dan terus aku cari demi menghidupi hati. Ada letupan rasa cemburu ketika melihat orang lain mempunyai kemampuan untuk menolong orang lain tersenyum, dan atau membuat orang lain yang ia tolong terinspirasi untuk berbuat kebaikan yang sama atau bahkan lebih.

Bertanya dalam hati sambil memandangi langit-langit atap rumah dan berhitung ada berapa ekor jumlah cicak disana, akan kah saya mampu menitipkan kebaikan serupa itu (baca: inspirasi) didunia sebelum masa berlaku hidupku dicabut pemiliknya? Aku hanya manusia biasa dengan segala kesempurnaan kekuranganku. Aku bukan anak pejabat, konglomerat, aku hanya seorang anak dari ayah dan ibu yang menitipkan pesan pada anak-anaknya agar selalu menjadi manusia yang mampu bermanfaat tidak hanya bagi sesamanya. Namun, juga kepada alam semesta raya. 

Warisan yang paling mungkin aku tinggalkan adalah tulisan. Seperti prasasti menandai sebuah peradaban dari zaman pra sejarah ke zaman sejarah, dan kini kepada generasi melek literasi. Sederhananya aku  ingin meninggalkan cerita baik yang bisa dikenang sepanjang masa melalui tulisan.

Tidak kah kita berpikir mengapa setan cemburu, dan mengapa akhirnya malaikat mau tunduk memberi salam dan hormat pada kali pertama manusia diciptakan? Manusia sudah diciptakan luar biasa sedari awalnya. Akankah kita tetap akan berbuat biasa-biasa saja dengan peran kita? Pasti ada maksud dari penciptaan kita di dunia, sepaket dengan potensi baik dan buruk. Saya pribadi percaya manusia diciptakan dengan skenario yang kompleks dan rumit; persimpangan pilihan akan menentukan paket-paket nasib dan takdir yang sudah disiapkan Tuhan untuk kita dan tentu dampaknya bagi kehidupan lain disekitar kita. Firman Allah pada Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 30 : "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Bagiku yang masih sangat fakir ilmu, tentu belajar membaca apa saja akan membantu menuntunku menemukan diriku. Pun harapannya, aku ingin orang lain yang akan membaca cerita melalui tulisanku meski itu hanya satu orang saja didunia dan bisa buat dia bahagia, rasanya aku juga akan menjadi penulis paling bahagia di dunia. Seperti ketika aku pernah berhasil menyelesaikan cerpen untuk sahabatku, dan ketika ia begitu riang mengatakan "Aku suka, terima kasih!!...Janji matahari yaa..". Aaaah...aku merasa menemukan diriku ada disana, sedang berbahagia bersamanya. Kubalas senyuman dia jari untuk menandai perayaan perasaan bahagia hari itu.

Source : IG Fahd Pahdepie

Demi menambah keyakinan diriku bahwa aku sudah ada di jalur impianku. Jalur penuh cinta yang ditempuh dengan sukacita. Aku terus mencari teman berdiskusi dan merapatkan diri pada apapun yang berhubungan dengan misi pribadiku itu. Semesta mendukungku, Allah Maha Mengetahui kerinduanku. Saat bergabung di kelas matrikulasi Ibu Profesional Semarang tahun lalu, diawal memulai kelas kalau tidak salah he-he-he maaf kapasitas mengingat saya sudah tidak sebaik dulu...intinya disalah satu bahasannya berbicara tentang passion. Lalu, entah bagaimana bermula selesai diskusi dikelas online tersebut, teman kami dikelas; Mbak Fauzia, beliau adalah Psikolog memberikan kesempatan kepada teman-teman dikelas yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang passion-nya. Bagi yang berminat melanjutkan ke-kepo-annya kemudian  secara personal diperkenankan menghubungi beliau via email untuk selanjutnya mengerjakan skala tes  psikologi yang mengukur tentang passion. Maka nikmat apa lagi yang bisa saya dustakan? Jelas saya tidak akan mampu menolaknya dong! Barakallah dan terima kasih ya mbakyu...
Hasil Analisa Tes Passion Saya

Hasilnya apakah sesuai dengan diri ini? Alhamdulillah seolah mendapatkan energi untuk meneguhkan hati bahwa saat ini aku telah ada di tracking yang sesuai. Tinggallah saya harus memaksa diri keluar dari satu per satu ketakutan yang membelenggu. Saya harus selesai dengan pertanyaan-pertanyaan diri sendiri, yang justru sering malah menghabiskan energi. Tersadar bahwa kita ini tak akan pernah bisa menghentikan waktu yang terus berlari. Apalagi berusaha membuatnya kembali mengulang kesempatan yang telah terlewati.


Mungkin memang sudah saatnya saya menyepakati sebuah kalimat yang cukup populer 'Better Done Than Perfect'. Lebih baik melakukan sedikit, daripada kalah banyak (langkah). Ada yang setuju dengan saya?ah..kalau pun tidak tak apa-apa? Bukankah nada itu indah karena bunyinya tak seragam ditelinga kita? He he he


PS: Terimakasih sudah berkenan  mampir membaca..kalau pusing selepas baca tulisan saya segera hubungi pihak yang berwenang terhadap anda ya...jangan hubungi tetangga..sekali lagi jangan..

Salam


#oneweekonepost
#rumbelliterasimedia
#belajarmenulis


1 komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)



Salam kenal,


Dee.Irum