Pilah-pilih Mainan Si Kecil. Beli atau Sewa?

Jumat, 13 September 2019

Cermat Memilih Mainan untuk Anak/Pic. Google

Beberapa waktu yang lalu mendapatkan pertanyaan lagi, mengenai tips memilih mainan untuk anak agar tidak mubazir. Akhirnya kuputuskan menulis ulang jawabanku atas pertanyaan dengan tema yang sama di pertengahan bulan Maret 2019 lalu. Tentu dengan saduran dan penambahan di sana-sini demi kelengkapan informasi. Semoga bermanfaat, yaa bunsay..dan cabunsay..

Sejujurnya tidak ada patokan baku alias kaku, perihal mana yang paling baik saat memilih mainan untuk anak. Apakah harus beli yang mahal? Atau bolehkah merancangnya dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah? Keyakinan saya sekali berpulang pada, setiap orang tua pasti ingin membahagiakan anaknya. Betul kan ya? Apalagi di zaman sekarang pilihan mainan begitu beraneka ragam, jika mau tinggal tunjuk yang pas dengan situasi dan kondisi dompet kita masing-masing. 

Pertanyaannya kemudian sesuaikah dengan usia anak kita? Bermanfaatkah untuk merangsang tumbuh kembangnya? Jika jawabannya tidak sesuai..wah, tentu sangat disayangkan.


Kapan sebaiknya anak diberikan mainan?

Mainan seharusnya diberikan pada anak disesuaikan dengan tugas perkembangan ditahapan usianya. Sebab anak memiliki tingkat pemahaman dan kemampuan yang berbeda dengan orang dewasa. Anak seyogyanya harus menikmati permainan yang ia mainkan. Oleh karena itu harus diberikan pada tahap perkembangan yang pas. Mainan yang dipilih juga harus mampu mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif si kecil.

Misalnya kita bisa saja memberikan mainan susun balok kepada bayi usia 5 bulan tapi apa yang terjadi dengan tahap pemahamannya tentu saja mainan itu hanya akan ia lempar sembarangan atau dimasukkan ke mulutnya. Alih-alih memberikan mainan itu malah membawa bahaya bagi buah hati kita. Atau situasinya dibalik anak usia 4 tahun kita berikan mainan bayi seperti kerincingan atau teether. Mainan yang harusnya bisa merangsang perkembangan auditori dan pertumbuhan gigi pada bayi malah akan jadi mubazir ditangannya si balita ini.

Tahapan perkembangan kognitif atau perkembangan kemampuan berpikir anak menurut teori Piaget, dibagi sebagai berikut :

a. Masa sensori motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa bayi masih sangat mengandalkan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Anak menikmati sensasi gerakan demi gerakan, belajar menguasai dan mengkoordinasikan ketrampilan motorik kasar dan halusnya. Tahapan ini biasa juga disebut sebagi mastery play.

b. Masa praoperasional (2,0-7,0 tahun)

Masa ini anak sudah memahami simbol dan mulai aktif mengeksplorasi cara bermain, mulai memahami bahasa verbal dan menggunakannya untuk mewakili suatu konsep. Misal anak kisaran usia 3 tahun yang melihat dokter sedang melakukan praktek, maka ia akan bermain dokter-dokteran.

c. Masa konkreto prarasional (7,0-11,0 tahun) 

Anak sudah dapat melakukan tugas secara konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal).


Mainan apa yang sesuai untuk anak?


a. Usia 0-12 bulan

Usia ini bayi mulai fokus dan merespon banyak hal dari lingkungannya. Seperti cahaya, suara, bentuk, dan warna yang terlihat lebih terang dari lainnya.

Anak juga mulai mengembangkan kemampuan motoriknya seperti menggenggam, menggapai benda-benda didekatnya dan atau menggigitnya.

Mainan yang cocok adalah mainan lembut namun tahan banting, mengeluarkan bunyi-bunyian, mengandung unsur warna terang namun tidak toxic. Aman untuk dipegang, dan juga digigit. Pilih ukurannya yang cukup besar untuk dipegang, tidak mudah patah, bocor atau bahaya jika tertelan.

b. Usia 1-3 tahun

Memasuki usia balita, kemampuan motoriknya mulai mantap terlatih. Mainan balok susun bongkar pasang bisa jadi pilihan. Perhatikan keamanannya, bahan harus tetap harus pilih yang lembut seperti plastik atau karet. Agar mainan itu tidak melukai dirinya, teman atau orang lain yang bermain dengannya

Bola beraneka warna bisa juga diberikan jika si balita ini sudah lancar melompat, berjalan dan berlari. Pilih mainan yang diameternya besar agar tidak mudah tertelan, jangan juga terlalu keras atau berat agar tidak menimpa badannya yang mungil.

Balita juga sedang sangat senang menyanyi dan menggambar. Meskipun hanya ala kadarnya corat-coretnya.. Bisa diberikan buku cerita atau buku menggambar, mainan yang bisa mengeluarkan suara musik, lagu atau alat musik contohnya drum, keyboard, gitar plastik. Ini membantu memperkaya kosakata pemahamannya, merangsang perkembangan aktifitas otak dan juga indera mendengarnya.

c. Usia 4 tahun ke atas (pra sekolah)

Mainan yang diutuhkan pada usia ini adalah yang dapat mengembangkan dan mengasah kemampuan emosionalnya. Seperti empati, bekerjasama, dan minat bersosialiasi. Usia prasekolah adalah usia dimana anak akan bertemu banyak orang dan teman baru. Jadi harus diarahkan untuk belajar beradaptasi dengan lingkungannya.

Mainan yang cocok dikenalkan padanya permainan yang terkait dengan kerja kelompok, bermain peran. Seperti bola sepak, bola basket dengan ring mini, puzzle, permainan dokter-dokteran, masak-masakan. Permainan tradisional juga sangat dianjurkan untuk dikenalkan, main kelereng, congklak, engklek, lompat tali dan lain sebagainya.


Mainan apa yang tidak boleh diberikan pada anak ?


a. Mainan Senjata

Meskipun senjata ini hanyalah bentuk mainan namun tidak baik untuk perkembangan sosial anak. Sebab bisa memicu perilaku agresif anak. Alih-alih anak macho malah dapat memicu pemahaman anak utamanya laki-laki bahwa kekerasan seperti menembak, memukul adalah hal yang wajar dan boleh dilakukan

b. Gawai

Memberikan gawai pada anak terlalu dini dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang anak. Saat ini banyak orang tua terburu-buru tergoda dengan label 'mainan cerdas' atau mengusung "mainan edukatif". Salah satunya mainan/aplikasi yang disematkan dalam gawai.
Gawai elektronik membuat fokus anak hanya satu arah, tidak ada interaksi timbal balik sehingga mempengaruhi koordinasi gerak antar anggota tubuhnya. Akhirnya jika terganggu maka ketrampilan sensomotoriknya pun tidak terasah.


Apakah mainan sewa sebuah solusi?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya mainan anak harus diberikan kepada anak harus sesuai dengan usia perkembangannya. Akhirnya durasi pemakaian mainan tersebut tidaklah lama, sebab tumbuh kembang anak juga bisa sangat cepat. Hingga biar menyebabkan mainan yang tidak terpakai menumpuk.

Mainan sewa bisa jadi salah satu alternatif solusi yang bermanfaat buat orang tua. Setidaknya ada dua keuntungan dari mainan sewaan ini. Pertama, menghemat anggaran pengeluaran untuk mengadakan mainan anak yang sesuai dengan usia tum-bang anak Kedua, hemat ruangan. Menyewa mainan membuat kita berhemat ruang untuk menyimpan mainan-mainan tersebut. Tidak pusing lagi lagi mencari ruang kosong untuk menyimpan mainan yang sudah tidak terpakai. Saat sudah tidak sesuai dengan minat dan usia perkembangan anak tinggal dikembalikan lagi ke tempat persewaan.
Hanya saja yang perlu dicermati adalah orang tua harus selalu memilih tempat persewaan yang betul-betul memperhatikan keamanan dan jaminan perawatan serta kebersihan dari mainan yang disewakan itu.


Lalu apa kesimpulan yang didapat dari penjelasan di atas

Waktu bermain adalah aktifitas anak belajar keterampilan baru dan berinteraksi di kehidupan nyata. Orangtua sangat perlu memberikan mainan dengan tujuan akhir untuk mendidik.

Memberikan mainan pada anak akan lebih baik yang bermuatan materi sentuhan, rabaan, genggaman, ketimbang hanya melihat. Eksplorasi konsep tiga dimensi bagus untuk perkembangan kognitifnya dibandingkan pemahaman hanya lewat gambar dua dimensi. 

Sebagai orang tua yang bijak tentu harus memperhatikan kaidah ini, apapun keputusannya pengadaan sendiri ataukah sewa dikembalikan lagi kepada kebijakan dan kesepakatan ayah dan bunda. Tidak selalu harus beli, memanfaatkan dan berkreatifitas dari segala hal yang ada dari disekitar rumah sebagai mainan juga bisa jadi alternatif.

" Perlu menjadi catatan bahwa permainan anak terbaik sepanjang masa adalah jika orang tua terlibat dalam permainan anak. Sebab sarana terbaik anak bermain adalah dengan melibatkan anggota tubuh orang tuanya".


Referensi Bacaan :

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ekaningrum, Dian. 2019. News Analysis : Sesuaikan Mainan Anak dengan Tumbuh Kembangnya. TRIBUN JATENG. 24 Maret. Hal 10. Semarang


14 komentar

  1. Mantap..banyak ilmu yg bisa digali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau bermanfaat, thank in advance kakak^_^

      Hapus
  2. Aku terkadang Rindu anak-anak di Masa yang mereka kenal sebagai mainan adalah plastik, karet dan kardus bekas.. wkwk. Kan kalau begitu terus.. ngirit ya Kak.. 🀣🀣🀣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyess...waktu membuat mainan itu yang mahal..sambil buat sekalian juga tebalkan bonding sama anak2...indah kan hehe

      Hapus
  3. ingat jaman kecil dulu kerjaan cuma main

    BalasHapus
  4. Belajar jadi emak dari tulisan nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi emak selalu siap belajar ... Semangat kak^_^

      Hapus
  5. Balasan
    1. Sangat boleh.. apalagi kalau melibatkan anak-anak saat proses buatnya..jd nilai belajarnya bertambah^_^

      Hapus
  6. Nah ini sesuai sama yg sdh aq lakukan waktu Baron dibawah 2th mbak, aq sewa beberapa mainan yang memang bisa menstimulasi juga. Sadar karena pasti tidak dipakai jangka panjang, mulailah cari-cari rental mainan anak, alhamdulillah cocok dan Baron hepi 😊

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)



Salam kenal,


Dee.Irum