Kenapa Masih Suka Dengarkan Radio? Alasan Radio Masih Jadi Teman Sejati Hingga Kini

Kamis, 19 September 2019

Lama aku terpisah
Dari dirinya
Sekian lama

Lama sudah berlalu
Tapi jejaknya
Tertanam slamanya

Dia slalu ada
Di dalam doa
Terselip nama
Di dalam doa

Lewat radio aku sampaikan
Kerinduan yang lama terpendam
Terus mencari biar musim berganti
Radio cerahkan hidupnya
Jika hingga nanti ku tak bisa
Menemukan hatinya
Menemukan hatinya
Menemukan hatinya lagi

Lama sudah berlalu
Tapi jejaknya
Tertanam slamanya

Dia sgalanya bagiku
Dia sgalanya bagiku
Apa yang terjadi jika ku gagal menemukannya

Lewat radio…

Radio Kenangan Kado dari Papa Waktu Masih Sekolah Dulu/ Dokumentasi Pribadi

Nggak asing ya sama lagu di atas? Lagu yang masih saja sering diputar ulang hingga sekarang. Milik Sheila On 7, judulnya Radio, single yang dirilis tahun 2006. Bukan mau bahas kiat sukses band legends ini berhasil terus eksis menembus batas generasi. Tapi, penasaran ingin tahu masih ada nggak sih yang tiap harinya suka dengar radio? Jujur aku agak ragu sih anak ‘zaman now’ apa iya masih suka sama hal klasik macam begini.

Era serba digital yang menjadikan segala akses kemudahan tentu saja membuat ‘penggemar’ radio makin susut. Orang mulai berpindah haluan dari media sosial paling tua ini. Internet memang menggeser pola perilaku dan minat masyarakat.

Meski begitu banyak yang mengatakan radio nggak bakal mati karena banyak yang menanti. Ya, paling tidak waktu berkendara masuk mobil kalau bosan dengan MP3 di-playlist pasti pilihannya menyalakan radio.  Radio pun pada akhirnya memang harus melakukan berbagai transformasi, mulai dari channel radio streaming hingga menyasar pada aplikasi. 

Foto : Pixabay

Mungkin sebagian anak muda generasi millenial nggak tahu nikmatnya jadi pendengar radio di era kejayaannya. Tapi buat aku dan atau teman-teman lain sebaya (takut kalau dibaca tua iih..) yang lahir antara tahun 1980-1990-an pasti paham kisah klasik yang asyik ini. Sebagai manusia yang menghabiskan masa remaja di era 90-an, seangkatan sama Dilan, radio jadi kenangan cerita yang sederhana namun manis. Persis kayak situasi yang digambarkan lewat lirik lagu Sheila On 7 di atas. Peran radio seperti tidak lepas dari rekam jejak hari-hari kami para muda mudi.

Coba mana suaranya yang senyum-senyum sendiri terus jantung ser-seran waktu kirim salam buat “seseorang”, atau waktu telepon kirim salam dan lagu untuk si dia via penyiarnya. Berbunga-bunga saat di sekolah ada yang diam-diam memberi sobekan kertas kecil bertuliskan, “Nanti kamu dengar radio A ya, jam setengah 8, kalau ada yang kirim lagu C dari si B itu dari aku buat kamu”. Duh, cuma semut merah yang merayap didinding yang tahu bagaimana warna pipinya waktu itu. Kisah indah lain, waktu ada sesi program Curhat On The Air, bisa jadi ramai esok hari jika kebetulan ada kisah yang mirip dengan seseorang di sekolah. Gosip terhangat pun merebak.

Radio diperkenalkan pertama kali oleh fisikawan asal Italia, Guglielmo Marconi pada tahun 1901 dan 1902., sebelumnya ada yang mengatakan bahwa sebenarnya yang menemukan transmisi radio adalah Nikola Tesla, Oliver Lodge dan Heinrich Hertz. Sejarah bangsa ini pun mencatat radio berperan besar dalam proklamasi kemerdekaan.

Kini radio tidak hanya digunakan untuk menyampaikan dan mendengarkan berita dan informasi, tapi juga sarana hiburan. Fakta yang sama adalah radio masih menggunakan gelombang AM, FM, atau XM.  Menggunakan gelombang radio yang dipancarkan melalui menara antena.


Balik tanya lagi deh? Mana suaranya yang masih setia jadi pendengar radio?

Obrolan tentang radio bagiku selalu ada muatan sentimental dan emosional. Mengapa karena memang kehidupan keseharianku sangat dekat dengan radio. Papa dan mama memang yang mengenalkan kebiasaan ini. Utamanya papa yang memang penyuka musik. Koleksi kaset dan piringan hitamnya entah berapa koper waktu itu. Sekarang sih sudah entah dimana bekasnya. Aku ingat waktu kecil dulu, mungkin masih SD tiap sahur selalu ditemani radio sambil mendengarkan penyiarnya bicara sambil pula aku masih terkantuk-kantuk melahap hidangan sahur. Atau diwaktu-waktu tertentu kami; aku dan adik-adiku mendengarkan dongeng yang dibacakan disalah satu radio. Kami terhanyut dalam ceritanya. Ada hal lain yang paling nggak bisa lupa, kalau mama yang pilih frekuensinya. Sandiwara radio! Yahuuuu, betul secara nggak sengaja karena mama ikutin serialnya sambil mengerjakan pekerjaan domestik yang nggak ada habisnya. Aku akhirnya jadi ikut mengikuti sandiwara radio bersambung itu, Tutur Tinular, Brama Kumbara lalu Mak Lampir yang suara khasnya paten bikin merinding sampai sekarang. Betul-betul sensasi yang berbeda yang nggak dimiliki media sosial lainnya. 

Foto : Pixabay

Lalu apa alasan radio masih jadi teman sejatiku hingga kini? Jelas pasti karena manfaat dan dampaknya betul-betul terasa buatku.

  1. Merasa ada teman. Ini membuat  bahagia dan semangat jadi bertambah.
Kenapa? Ada semacam perasaan intim, akrab yang diciptakan oleh penyiar dengan suara khasnya. ‘Air Personalty’ kalau kata Mbak Indah Laras, mantan penyiar disalah satu radio favoritku yang kini jadi guru, kakak, teman seperjuangan. Uniknya saat kami dipertemukan pertama kali dalam acara komunitas parenting yang kami ikuti, aku langsung mengingat suaranya. “Eh, kayak pernah dengar dimana ya?”, kataku waktu itu. Lalu kusebutkan, Imelda FM bukan? (Imelda FM; Female Station, merupakan salah satu radio yang paling sering aku dengar). Pernah pegang program Sharing On The Air bukan? Ternyata tebakanku benar dan perjodohan positif berlaku lagi disini. Aku dipertemukan dengan beliau pemilik suara yang selama ini aku kagumi. Melalui beliau aku mendapatkan banyak cerita tentang dunia per-Radio-an. Dunia yang pernah aku impikan. Nikmat mana lagi yang aku dustakan!

  1. Membantu menambah daya konsentrasi.
Entah ya kalau buat yang lain tapi aku merasakan ada peningkatan konsentrasi saat aku belajar atau beraktifitas ditemani radio. Secara nggak langsung karena dilakukan terus menerus ini pun meningkatkan kecerdasan. Suara atau audio yang dikeluarkan oleh radio dan ditangkap oleh telinga memaksa otak untuk meningkatkan kinerjanya agar menangkap informasi yang disampaikan melalui suara itu. Selain itu radio juga mengembangkan daya imajinatif yang kuat. Seperti saat tadi aku mendengarkan program dongeng anak-anak, aku membayangkan bagaimana raja hutan mengaum, perompak yang sedang menghadang buruannya di tengah samudera luas. Begitu juga saat mendengarkan sandiwara radio bersama mama, membayangkan rupa Mantili, Brama Kumbara bahkan seseram apa Mak Lampir dengan suara lengkingan yang dahsyat itu.

  1. Melatih kesabaran.
Iya dong saat kita titip salam atau ikut request lagu pasti ada dong harap-harap cemas laguku diputar nggak ya? Pesan aku sampai dibacakan nggak ya?

  1. Fleksibel.
Radio bisa kita dengarkan sembari melakukan apa saja, dimana saja karena pendengaran kita yang berperan besar.

  1. Sarana Belajar dan Mencari Info Terkini.
Melalui program-programnya radio bisa diandalkan menjadi media untuk mengikuti informasi terkini, talkshow dengan menghadirkan narasumber dan tema yang berganti-ganti, info kepadatan arus lalu lintas pun bisa kita ketahui dengan rinci melalui radio.

  1. Banyak Pilihan dan Gratis.
Asyiknya mendengarkan radio adalah kita bisa bebas mengganti-ganti frekuensi. Tinggal geser sudah banyak pilihannya yang sesuai selera. Gratis karena nggak pakai kuota kecuali kalau kamu pakai radio daring; radio streaming atau podcast ya!

Itu lah cerita alasanku kenapa masih selalu jatuh cinta pada radio, meski bertebaran channel youtube atau program TV. Seringnya aku nikmati mendengarkan radio tetap jadi kesenangan sejati yang sensasinya tak terganti. Sambil mencecap kopi dan segala hingar bingar rutinitas dan situasi pagi hari. Bagaimana dengan kalian? Masih setia dengar radio? Radio apa yang jadi favorit kalian? Terus kapan aja nih kalian ditemani radio?


Sumber Bacaan :

https://www.google.com/amp/s/www.jawapos.com/jpg-today/01/05/2019/radio-masih-jadi-media-pilihan-masyarakat/%3famp

https://merahputih.com/post/read/18-fakta-tentang-radio-yang-wajib-anda-tahu

11 komentar

  1. Di radio.. aku dengar.. lagu kesayanganku.. 🤣🤣


    Kirain nggak suka Sheila on 7.. wkwk.. tapi pembukanya pakai lagu Sheila hihi.


    Aku udah lama ga denger radio.. gak Punya Juga radio jadul begitu hihi.. adanya di HP..

    Tapi aku seneng kalau siaran radio.. kapan ya Kita siaran lagi kakak? 🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Geting nyanding kali yaa...habis mau pake lagunya Queen atau the Corrs kepanjangan wkwkw...iya kapan kita siaran lagi... merindu sudah

      Hapus
  2. Saya dulu suka dengar radio, pas jaman sma walupun orh sdh memakai hp android tapi hpku masih yang nokia, karena hp androidnya hilang😅 di hp itu aku sering denger radio, iseng" kirim sms buat kirim salam terus nyuruh teman buat denger radionya deh haha.

    Sampai sekarang sudha jarang dengar radio, diganti jadi podcast sih haha.

    BalasHapus
  3. Eih,di rumahku juga ada radio kayak hadiah dari papa kakak ituu. Punya ayahku waktu bujang masih awet wkwkwk

    BalasHapus
  4. Ahaha,,, jadi pengen service radio punya alm. Bapakku dulu...

    Aku dulu sering banget request lagu dan kirim salam😂😂

    BalasHapus
  5. Cung ngacung dong. Aku masih dengar radio sampe sekarang kalo diputar di mobil. Dua tahun sebelumnya masih setia pantengin delta fm tiap tengah malam dengerin orang curhat. Sekarang kalo di hp dengarnya yang tausiyah aja. Wkwk

    BalasHapus
  6. Ku juga masih suka denger radio. Yang ada Desta n Gina hihi

    BalasHapus
  7. El*hinta news and Talk, yang selalu menemani kalo perjalanan mudikk. wkwkw

    BalasHapus
  8. semoga radio bisa terus bertahan di tengah jaman digital ya. koran juga.

    BalasHapus
  9. Radio, walau 'usang' tapi masih banyak yang suka kok, Kak...

    Paling tidak, saat butuh referensi lagu terkini, atau justru rindu langgam lawas, atau sekedar mengenang kisah manis di masa silam... #ea 🤭

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)



Salam kenal,


Dee.Irum