Ajarkan Anak Miliki Kecerdasan Finansial Sejak Dini

Rabu, 09 Oktober 2019



Tiap orang tua pasti punya pola yang berbeda-beda menerapkan cara mendidik dan mengasuh anaknya. Meskipun garis besarnya sama, bahwa mendidik sejatinya mempersiapkan anak ke masa depan dengan bekal kemampuan dan kemandirian. 
Bekal ini sekaligus menjadi senjata anak menghadapi segala pernak-pernik kehidupan. Orang tua bukan cenayang yang mampu meramal masa depan.

Kita tak pernah tahu anak yang disayangi akan terdampar pada garis cerita kehidupan yang seperti apa di masa yang akan datang. Wajarlah jika kita harus mengantar anak penuh kesiapan saat ia mencapai usia akil balig.

Membentuk kemandirian finansial anak bukan berarti kita melulu memperkenalkan tentang transaksi finansial. Seperti jual beli, perdagangan, atau mengenai laba dan rugi. 

Ada yang jauh lebih penting yang harus diperhatikan oleh orang tua yaitu harus membentuk mentalitas. Artinya bahwa membentuk kecerdasan finansial anak ini akan menjadi sebuah proses panjang. Benih yang ditabur sejak kecil, disemai, disirami agar terus tumbuh kuat dan mandiri.

Ada beberapa catatan penting dalam usaha menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak :

Pertama, dimulai usia 3-5 tahun anak perlu dilatih untuk memiliki kemampuan mendapatkan dan mengelola uang. Awali kemampuan dasar itu dengan memahamkan tentang konsep kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan adalah sesuatu yang bersifat segera dan tidak dapat ditunda. Keinginan adalah hal yg sebaliknya.

Setelah paham, ajak anak untuk membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya dan kemudian dampingi ia belajar membuat RAB (Rancangan Anggaran Belanja) sederhana. Lakukan pengawasan dan evaluasi terhadap targetnya tersebut.

Kedua, jika orang tua terus konsisten membiasakan mentalitas cerdas keuangan atau finansial ini, maka di usia 6-7 tahun anak telah memiliki dasar untuk bijak mengelola keuangannya. Meski harus tetap terus diawasi dan evaluasi.


Adapun jika dirinci kembali, langkah-langkah menumbuhkan kecerdasan finansial di bawah ini bisa dipraktekkan :

1. Penanaman Akidah

Bahwa rejeki adalah pemberian Allah dan harus selalu bersyukur atas segala rizki yang diperoleh.

2. Kepekaan Kondisi Lingkungan Sekitar

Selain harta yang kita miliki dan manfaatkan, adapula jenis harta yang dititipkan pada kita untuk orang lain yang termasuk dalam hak Allah maupun hak orang lain. Tumbuhkan kepekaan sosialnya agar anak dapat membagi hartanya untuk memenuhi kedua hak tersebut.


3. Latih Kemandirian

Melatih kemandirian erat kaitannya dengan menumbuhkan kecerdasan finansial. Melatih kemandirian membuat anak akan terbiasa berupaya untuk mencapai tujuannya.


4. Beri Kesempatan Anak untuk Mengelola Uangnya

Ijin anak untuk mengelola uang sakunya sendiri. Sebelumnya buatlah aturan dan komitmen agar anak dapat mengelola uang tersebut dengan baik. Namun orang tua harus tega, tegas dan komitmen dengan perjanjian awal karena terkadang anak menghabiskan uang sakunya dengan lebih cepat.


5. Ajak Anak untuk Berwirausaha

Ajarkan anak untuk berwirausaha agar Ia belajar mengembangkan aset miliknya. Selain itu Ia juga akan belajar bagaimana cara bekerjasama dengan tim dan bermuamalah. Hal ini penting bagi anak untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam hal finansial.


6. Tumbuhkan Mentalnya

Beberapa sifat penting yang wajib dimiliki diantaranya adalah kejujuran, amanah, inovatif dan kreatif, disiplin, tanggung jawab, berani dan optimis

7. Jangan Lupa, Teladan!

Berbagai upaya menumbuhkan kecerdasan finansial tidak akan maksimal jika tidak ada keteladanan dari lingkungan, terutama dari orang tua. Maka menumbuhkan kecerdasan finansial pada anak sejatinya adalah meluruskan konsep kecerdasan finansial pada diri orang tua.


Sedikit kita kaitkan dengan kebingungan tahunan orang tua menjelang hari raya. Tatanan yang telah dibentuk untuk menumbuhkan kemandirian finansial, biasanya mengalami "ujian".


Ujian itu berhubungan dengan uang salam tempel, angpau, wisit atau THR versi anak. Tidak usah panik, ayah dan bunda tetap dapat menjalankan konsepnya dengan teknik yang kurang lebih sama.

1. Ajak menghitung hasil uang angpau atau salam tempel lebaran itu. Jika anak sudah besar dan mengerti nilai nominal uang maka ajak ia berhitung bersama-sama. Jika anak belum mengerti nilainya, orang tua tetap mengajaknya terlibat dengan cara menghitung dihadapan si kecil.

Catat dibuku atau jurnal keuangannya berapa perolehannya. Setelah itu ajak anak bersyukur atas perolehan rejeki yang ia dapatkan. Kemudian biasakan anak untuk berbagi rejeki yang ia peroleh tersebut, tekankan bahwa ada hak Allah  Subhanahu wa Ta'ala dan hak orang lain dalam rejeki kita. 

2. Ajari anak menabung

Menabung adalah bagian investasi masa depan, bukan hanya tentang menyisihkan uang untuk mendapatkan sesuatu barang atau keinginan. Jadi ajarkan anak untuk bijak memandang uang yang ada padanya. Melatih menabung ini bisa disediakan tempat khusus, celengan atau orang' tua membuatkan rekening tabungan di bank.

3. Setelah hak Allah dan orang lain dipenuhi, serta ditabungkan sebagian. Maka selanjutnya ajak anak diskusi, hendak dipergunakan untuk apa uang 'salam tempel' itu.

Biarkan ia bebas membuat rencana keuangannya dengan tetap mengingatkan ttg konsep keinginan atau kebutuhan. Namun kali ini jangan terlalu kaku menerapkannya, biarkan anak tetap merasakan sukacitanya hari raya.





*Merupakan saduran tulisan lama dengan beberapa penambahan isi




Sumber Inspirasi :


Keluarga Muslim Cerdas Finansial, Yuria Pratiwhi Cleopatra, S.T., M.Si



Materi Bunda Sayang Batch 2 Semarang Salatiga, Cemilan Rabu#3, Cerdas Finansial


16 komentar

  1. Super sekali, Mbak..

    Kedua balitaku sudah harus digiatkan sih ini. Trims ilmunya, Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama umsay...semoga berkah prakteknya yaa

      Hapus
  2. Jiwa bisnisku meronta eih, baca tulisn kk hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Widih...kenapa gitu kok meronta-ronta... hehehe

      Hapus
  3. aku paling gak bisa nabung eh :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti nanti cari 'partner' yang bisa ajak berhemat...punya kecerdasan finansial.. setuju? he-he-he

      Hapus
  4. Bekal yg bagus buat nanti 😊terimakasih

    BalasHapus
  5. ilmu ini buat bekal nanti jika udh menikah dan punya anak😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...aamiin semoga bisa bermanfaat meski sedikit tulisan ini^_^

      Hapus
  6. Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih kembali atas kunjungannya ke sini 🙏

      Hapus
  7. Kalau mengajarkan anak belajar berwirausaha gmana ya. Wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...ini PR nih hehee..pertama sih buat awal...ikutkan kegiatan market day di sekolahnya😉

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)



Salam kenal,


Dee.Irum