Mengingat Maut

Jumat, 18 Oktober 2019



Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Al Imron : 185).

Satu lagi pelajaran kematian datang hari ini. Kabar kematian yang harus aku akui, meski sisi hati lain bersedih, namun ruang sebelahnya menyisakan kebahagiaan. Di sudut lainnya, aku sungguh-sungguh iri hati. Sebagian dari kalian pasti sudah mampu menduganya.

Kabar lelayu itu datang tadi pagi nyaris menjelang siang, sebelum jamaah salat Jumat berangsur datang. Awalnya aku hanya selintasan dalam pikiran berkata, " Oh, yang semalam kabar digrup Whatsapp kalau beliau dilarikan di rumah sakit". Tak ada firasat, meski aku baca sampai tuntas kalimat pemberitahuan yang cukup panjang malam itu.

Pengurus masjid kompleks sudah memberikan pengumuman jika pemakaian besok pagi. Namun, kenyataannya setelah aku berada di Semarang bawah karena satu janji dan kepentingan di satu tempat. Berita pemakaman sudah diralat, jika ditetapkan jenazah akan dikebumikan sore hari ini. Baiklah aku bergegas menyelesaikan segela urusanku, dan melaju pulang.

Puji syukur, Alhamdulillah aku masih belum terlambat datang ke rumah duka. Tetamu silih berganti berdatangan, sebagian besar bapak-bapak memilih tinggal. Bergabung bersama yang lainnya, beberapa tampak saling mendekat dan mendukung bergantian mengusung keranda. Beberapa diantaranya tertunduk, mendengarkan tausiah singkat sebelum jenazah dibawa ke masjid untuk disalatkan.

Begitu banyak tamu. Aku makin yakin, tetanggaku ini pasti tidak "biasa-biasa" saja. Aku mengenalnya memang beliau jarang sekali absen berjamaah di masjid. Termasuk salah satu takmir yang aktif serta memiliki kekhasan khotbah beliau biasanya lebih "dekat" dengan kehidupan sehari-hari. Menyasar anak-anak dan remaja untuk aktif mendekati dan mencintai masjid.

Di atas aku sudah sampaikan jika ini salah satu kematian yang membuatku iri. Sebab, menurut saksi mata semalam. Beliau sedang pengajian di masjid, sedang berdiri bersama jamaah lain melantunkan puji-pujian shalawat kepada Nabi. Tiba-tiba, beliau terhuyung jatuh dan terduduk. Jamaah yang berada didekatnya mencoba menolongnya, namun nihil.
Hingga, akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di ICU. 

Ternyata Allah begitu sayang hingga tepat sebelum salat Jumat dimulai dipanggil pulang ke Rahmatullah. Ya sebuah hal yang tak bisa sembarang orang mendapatkan anugerah ini. Pun saat terakhir ia masih dalam aktifitas mengaji, mengagung-agungkan Allah dan Rasul-Nya Nikmat mana lagi jika sudah begini akhir ceritanya.
Hari yang begitu istimewa buat umat Islam, terutama bagi prianya. Keutamaannya berlipat-lipat dibandingkan hari biasa. Hari Jumat yang penuh berkah, Allah memanggil-Nya pulang.

Kematian adalah pelajaran paling nyata dan bekerja dengan sangat rahasia. Kapan, dimana, seperti apa cara kita kembali. Tak ada celah pasti yang mampu kita curi, kecuali men-tadabburi tiap peristiwa dan mengambil sari pati hikmah untuk dipelajari.

Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui di belahan bumi mana dia akan meninggal. (QS. Luqman: 34).

Setiap muslim yang meninggal di hari jumat atau malam jumat, maka Allah akan memberikan perlindungan baginya dari fitnah kubur. (HR. Ahmad 6739, Turmudzi 1074 dan dihasankan al-Albani).

Tak salah bukan jika hatiku sedih dan iri menyaksikan kepulangan yang begitu indah?

Semoga hati dan ruh-ku senantiasa mengingat maut, yang kapan saja bisa datang menjemput. Tiada boleh ada celah pongah. Berdoa dan mengingat maut, memohon agar hati selalu diberikan kekuatan terjaga hingga mampu menemui-Nya dengan bahagia.

Sekali lagi, peristiwa tandu berkelambu hijau yang diangkat menuju masjid. Disalatkan dengan khusyuk oleh para pengantar yang tak sedikit jumlahnya. Mengingatkan kembali padaku tentang hakikat kematian. 

Kematian hanyalah ketiadaan hidup di dunia. Sesungguhnya ruh tetap hidup dengan cara yang tak bisa dijangkau lagi oleh pengetahuan kita yang sangat terbatas.

Sumber Referensi :

https://konsultasisyariah.com/24243-meninggal-malam-jumat-jaminan-aman-dari-siksa-kubur.html

8 komentar

  1. Suka tulisan yang ada di gambar. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuu, hakikat kematian yan sudah tidak bisa terelakkan

      Hapus
  2. MasyaAlloh, saya pun iri bacanya.. semoga kita selaly diberi kekuatan iman untjk selalu berbuat baik, dan dipanggil dalam keadaan baik. Aamiin..

    BalasHapus
  3. Ya allah sepertinya saya blm terlalu mengenal-Mu cukup dalam

    BalasHapus
  4. Aku setiap hari seakan diingatkan ttg kematian, setiap orang datang ke rumah untuk laporan ada yg meninggal 😭😭

    BalasHapus
  5. MasyaAllah... Meninggal d hari jumat itu yg bikin aku iri ka..

    BalasHapus
  6. Sampai tidak tahu harus komentar seperti apa, tulisannya mengingatkan pada-Nya

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)



Salam kenal,


Dee.Irum